Ibu

 

Ibu. Meskipun aku tidak tau sebanyak apa lukamu, tapi aku rasa itu lebih banyak dari lukaku. Meskipun aku tidak tau berapa banyak air mata yang jatuh karena menangisiku, tapi aku yakin tangis itu berisi doa yang panjang tanpa ragu.

Maaf bu, aku masih kecil dan tidak dewasa. Rasanya aku selalu banyak menyusahkan ibu. Tapi rasanya aku masih mau dekat dengan ibu. Ibu temani aku sampai menikah ya bu? Sampai ibu bertemu cucu-cucu ganteng dan cantik ibu.

Aku butuh ibu, bu. Aku takut menghadapi banyak orang, aku takut menjalani hidup sendirian, takut salah memilih pasangan, takut pernikahanku tidak akan baik-baik saja, takut tidak bisa punya keturunan, takut tidak bisa mendidik anak. Aku butuh ibu untuk menguatkanku. Jika ada ibu semua rasanya baik-baik saja. Maaf bu, aku egois dan banyak meminta. Tapi sandaran duniaku hanya ibu.

Ibu adalah yang terkuat sepanjang hayat. Aku tau maksud ibu menyuruhku tidak menangis dan menyelesaikan masalahku sendiri. Ibu ingin aku punya mental baja kan bu? Karena ibu sudah mengalaminya. Aku tau maksud ibu memintaku pulang. Supaya ibu bisa banyak menghabiskan waktu denganku kan bu? Aku tau itu sekarang. Maaf terlambat bu.

Rasanya ini kali pertama aku menangis karena merasa bersalah pada ibu atas apa yang aku lakukan selama ini. Aku tidak durhaka kan bu? Aku masih dapat pintu maaf ibu kan bu?

Tapi bu, mimpi-mimpi itu aku juga ingin meraihnya meski pelan-pelan. Mimpi-mimpi yang kadang ibu larang tapi aku tau ibu juga mendukungku perlahan. Aku butuh do'a dan restu ibu. Tidak apa jika tidak sama persis, yng penting tetap bisa aku gapai bu.

Maaf bu. Melihat ibu begitu lelah bekerja aku sadar aku belum sepenuhnya membantu ibu. Betul kata ibundanya Bu Kartini, ada satu hal yang tidak diajarkan oleh londo-londo itu : bakti. Kata yang meskipun dijelaskan dengan banyak arti dan pengertian tapi tidak akan pernah benar jika tidak sambil dirasakan.

Bu, ibu surgaku. Maaf aku malah memupuk nerakaku sendiri padahal surga jelas ada bersama ibu.

Bu, sehat ya bu. Jangan sakit. Aku juga sakit jika ibu sakit. Aku sayang ibu. Kata yang tidak pernah bisa aku ungkapkan dengan mulutku sendiri. Aku belum cukup mengabdi pada ibu. Belum banyak membahagiakan ibu. Temanku pernah bilang : selamat mengabdi kepada kedua jimatnya, karena setiap apapun do’a mereka selalu dikabul walaupun hanya tentang waktunya saja. Aku yakin yang menjadikanku seperti sekarang bukan aku? tapi karena do’a ibu yang tidak pernah putus. Terimakasih bu.

Ibu kuat-kuat ya, sesekali aku ingin berbicara dengan ibu. Tentang hidup yang sudah ibu lalui, tentang keluarga dimana ibu dibesarkan, tentang pertemanan dan persahabatan yang ibu rasakan, tentang mimpi yang ibu harapkan, dan tentang hidup yang ibu inginkan. Semoga aku punya kesempatan itu ya bu.

Ibu, you are the best mother in a whole universe for me. Jika bukan ibu, aku mungkin tidak akan pernah lahir dan merasakan karunia hidup dari Tuhan. Lagi-lagi hutangku pada ibu tiada batasnya.

Semoga ibu tetap cinta aku, bagaimanapun aku kemarin, sekarang, dan nanti.

I love u, ibu. You know I love u, right? :)

0 Komentar