Inner Child

 


Gue kok sakit hati ya? Padahal kan gue ga bener-bener deket juga. Tapi kok rasanya nyeri ya? Gak dikabarin. Lebih ke ngerasa bukan prioritas aja.

Akhirnya gue ditinggal sendirian, tanpa pamit.

I have sisters. Dua orang ini saudara gue yang emang deket  sama gue. Cuma entah kenapa, gue ngerasa ada yang mengganjal diantara kedekatan kita selama ini. Mungkin masalahnya di gue. Gue yang gak pernah gak iri sama kehidupan mereka yang baik-baik saja dan bisa achieve apa yang gue pengenin. Mungkin juga karena mereka tidak terlalu memprioritaskan gue dalam banyak hal tentang keluarga, dan emang gue juga seringnya mungkin gitu.

Rasa iri ini terbangun sejak kecil. Sejak gue dan kedua saudara gue dididik dengan parenting yang berbeda. Gue gak menyalahkan siapapun, baik mereka ataupun orang tua gue. Gue cuma pengen cerita.

Gue yang notabennya berjiwa rebel, dididik dengan pola pendidikan pesantren yang otoritasnya dipegang orang tua. Sedangkan mereka, dididik sesuai keinginan dan zamannya.

For example ketika mereka masuk TK, gue malah gak dimasukan TK dengan alasan nyanyi-nyanyi doang. Ketika mereka belajar nari, gue yang udah ada ketertarikan sama budaya sejak kecil malah diseret pulang. Ketika usia gue 7 tahun dan saudara-saudara gue rambutnya dikuncir dan dikepang, rambut gue malah dipotong cepak biar malu dan mau pake kerudung.

Dampak didikan orang tua gue mungkin bagus mungkin juga gak bagus. Tapi yang gue rasain, dampak itu malah bikin rasa iri gue terhadap hidup saudara gue semakin tinggi.

Rasa iri ini memang gak tumbuh besar karena mungkin Tuhan nahan itu dengan gue yang diperkenalkan dengan lingkungan liar biasa. Cirebon, Jogja, dan kota-kota lainnya dimana dua saudara gue dari kecil emang ga pernah merantau. Dipoin ini, gue nherasa bersyukur juga oernah mondok. Setidaknya bacaan ngaji gue alhamdulillah lancar. Bukan sombong, tapi dengan kondisi rasa iri yang masih membekas dua hal itu jadi tameng gue kalo tiap manusia emang punya plot hiduonya masing-masing.

Hari ini, gue loat saudara yang seumuran gue lamara  lewat whatsapp status saudara gue yang satunya. Satu saudara gue emang udah nikah. Waktu dia nikah gue emang sedih dan nherasa bakal ditinggalin. Padahal rumahnya cuma 100m jaraknya dari gue. Mungkin perasaan ditinggalin lebih ke secara emosional dan psikologi. Dimana gue yg sebenernya selama ini gak deket-deket banget sama saudara gue ini bakal lebih tidak diprioritaskan lagi.

Saudara satunya gak ngasih gue clue apapun soal lamaran. Gue cuma denger obrolan dia sama nyokapnya tentang planning wedding dia pas sholat idul fitri. Gak gue sangka hari ini dia lamaran tanpa ngasih tau gue. Gue ngerasa ditinggalin. Gak tau kenapa.

Seringnya, yang sebenernya salah, gue gak mau mereka terlibat dalam hiduo gue lagi. Gue mau hapus kontak mereka di media sosial manapun karena tanpa mereka ketahui, ada satu orang yang innerchild nya keluar tiap liat postingan mereka. Yang rasa irinya terus nambah tiap liat postingan mereka.

Gue pengen sembuh dari iri ini tapi gatau gimana caranya. Sejauh ini gue cuma bisa kontrol supaya gak nambah besar dan tetep di ukuran segitu.

Maaf.
 

0 Komentar