KONSEP HABIB DI SYIRIA


Melanjutkan obrolan kemarin, hari ini narasumber (narsum) utama gue adalah anak dari kyai gue. Hihi. Tulisan ini adalah hasil sharing dan diskusi kita tentang konsep habib di Syiria.
Finally.
Huh.

Btw yang gatau Syiria itu dimana, cek di google map.

Jadi awal obrolan, gue menanyakan seputar konsep 'habib' di Syiria.

Apa di Syiria juga ada golongan sosial bernama habib yang merupakan keturunan Nabi SAW? Atau malah di Syiria keterunan Nabi SAW namanya bukan habib?

Kalau di Mesir kemarin kan gak ada golongan atau kelompok sosial bernama habib. Di Mesir, keturunan Nabi ya gak dikelompokan kaya di Indo. Di Mesir juga keturunan Nabi ini salah satunya dipanggil Syekh karena keilmuan yg dimiliki. Gak diratain kaya di Indo. Semua di panggil habib.

Nah katanya di Syiria juga gak ada golongan sosial bernama habib. Itu budaya aja kata narsum gue. Budaya di Indo yang kaya gitu itu sama dengan Yaman, karena kultur Islam di Indo di bawa orang-orang arab Yaman. Kampung-kampung arab di Indo juga kebanyakan keturunan Yaman.

Terus katanya kalo di Damaskus (salah satu kota di Syiria), habib disebut Syarif. Tapi itu juga gak jadi strata sosial dalam masyarakat dan gak dicantumin di nama juga. Sebutan syarif juga gak disebut ketika memanggil atau mengundang keturunan Nabi SAW tsb.

Terus gimana cara tau dia habib?
Cara tau habib atau bukan, dilihat dari family name atau marganya.

Misalnya nih, di Syiria ada family name Al Hamzawy. Di kalangan ulama-ulama Al Hamzawy udah di kenal sebagai keluarga Asyraf (Plural Syarif).

Ada salah satu guru narsum gue namanya Bassam al Hamzawy. Orang-orang gak pernah panggil guru tersebut dengan sebutan Syarif atau Habib. Manggilnya cukup Syekh atau Doktor Bassam. Gitu aja.

Tapi demi menjaga keaslian dan kesohehan keturunan Nabi, di Syiria dibentuk perkumpulan marga-marga yang masih sah nasabnya nyambung sampai Rasulallah.

Nama kumpulannya Niqobah Sadatil Asyrof. Kaya semacam Jami'at al Khair lah kalo di Indo. Tujuannya ya untuk silaturohim, menjaga keaslian nasab, bahkan mendata family name yg masih keturunan Nabi.

Nah sekarang, hari ini, detik ini, ketua Niqobah Sadatil Asyrof ya guru yang tadi itu yang dari family name al Hamzawy. Syekh atau Doktor Bassam. Nah Syekh atau Doktor Bassam juga merupakan guru Haditsnya narsum gue loh.
Enaknya bisa ngaji.

Terus gimana bentuk penghormatan orang-orang lokal Syiria terhadap keturunan Nabi ini?

Oke sabar.

Bentuk penghormatan orang-orang lokal Syiria terhadap keturunan Nabi sama dengan bentuk penghormatan mereka terhadap syekh yang bukan habib. Kalo di Syiria sama rata katanya.

Bentuk penghormatan habib di Syiria juga beda sama di Indo. Kalo di Indo kan super banget. Di Syiria mah masih wajar. Sopan santun biasa. Jarang ada cium tangan. Ga ada membungkukkan badan.

Kalau di Indo kan hebat banget ya dipuja-puja. Masya Allah. Sampe kata narsum gue kadang kelewatan. Kalau di Syiria ya gak segitunya.

Gue tanggepin dengan serius omongan ini.

Bener banget.

Saking di ekslusifkan sampai ada yang mempertanyakan 'apakah konsep dan cara penghormatan di Arab dan Timur Tengah juga seperti di Indo?' atau 'apakah konsep dan cara penghormatan kepada habib di Indo ini datang dari Arab?'

Apalagi masalah yang dipermasalahkan sama temen gue yang kemarin itu (please baca dulu tulisan gue tentang konsep habib di Mesir biar nyambung), kalau habib masih kecil atau balita kenapa penghormatannya sama dengan habib yg sudah berumur dan berilmu.

Jawaban narasumber gue adalah : dalam diri keturunan Nabi itu ada darah Nabi bukan? Makanya orang-orang hormat walaupun dia masih balita. Kita ga bisa juga kan menyalahkan orang-orang yang fanatik kepada mereka. Kebanyakan dari mereka pasti berfikir begitu. Keturunan Nabi loh.

Keturunan Nabi bisa membawa keberkahan katanya. Ada darah daging Nabi disitu yang gak akan hilang sampai akhir zaman. Sampai kiamat.

Tapi selain karena nasab, ada pandangan lain untuk nenghormati habib yaitu menghormati kalau keturunan Nabi juga memiliki ilmu atau akhlak yang baik.

Kalau akhlaknya jelek, ya ga usah dihormati gapapa. Apalagi yang sombong. Yang membangga-banggakan nasabnya.

Bagi sebagian kyai-kyai di Jawa, habib-habib yang akhlaknya ga baik ya emang ga perlu dihormati. Tapi tetep aja jangan menjelek-jelekkan mereka. Tetep bersikap biasa saja. Husnudzon saja.

Oke lanjut.

Untuk definisi habib secara nasab sendiri di Syiria gimana?

Kalo di Indo kan konsep nasabnya model-model patriarki kerajaan-kerajaan dulu lah.
Kalau di Mesir, semua keturunan nabi baik hasil pernikahan habib laki-laki atau anak perempuan habib dengan siapapun dianggap keturunan Nabi.

Kalo di Syiria?

Yang jelas, kata narsum gue, yang suami harus keturunan Nabi. Karena nasab ikut bapaknya.

Berarti definisi habib di Syiria secara nasab sama seperti di Indo ya? Dimana dia harus lahir dari ayah yang keturunan habib?

Yes! Iya. Kalo definisi nasab secara Islam ya ga berbeda. Harus dari jalur Ayah yang punya keturunan Rasulallah.

Oke, sampe sini jelas?
Lanjut

Dari sejarah Syirianya sendiri kira-kira kenapa budaya penghormatan habib di Syiria gak seekslusif di Indo?

Ini gue jelasin sesuai yang diobrolin tadi ya.

Katanya orang Arab kebanyakan (awam/umumnya) emang punya tabi'at yang kurang bertata krama. Kecuali orang-orang Arab yang dididik oleh norma-norma agama.

Kalau secara adat orang Arab emang gak terlalu menghargai orang yang lebih tua. Apalagi orang awamnya. Mana ada yg kenal habib ya.

Nah yang malah akan lebih dikenal dan dihormati dan dihargai disana adalah orang yang berilmu dan syekh. Itupun penghormatannya masih normal, ga kaya di pesantren-pesantren jawatimuran.

Di Syiria, katanya, syekh-syekh juga gak jual mahal. Gak ngerasa diatas. Gak gengsi. Gak jaga jarak. Berbaur sama semua orang dari berbagai umur, latar belakang, kelakuan, dll. Mereka mau menegur dan mau menjawab pertanyaan. Gitu suasananya. Seru ya?

Kata narsum gue, coba bayangin, Syekhnya dia abis ngajar di kelas mau pulang rumah aja belanja dulu ke pasar. Beli tomat, kentang, sayur-sayuran, buah-buahan. Nenteng plastik item. Walaupun dia Habib loh ya.

Di Syiria mah begitu.

Kalo di Indo, wah kyai mah dilarang ke pasar. Hahaha. Cukup ndalemnya aja. Kalo kyai ke pasar, nanti rame banyak yang minta cium tangan. Bisa macet pasar.

Menarik kan?

Jadi emang salah satu alesan kenapa bentuk penghormatan orang Syiria beda sama di Indo ya karena dari karakter sosial masyarakat Arab sendiri. Sehingga memang kemudian tidak ada budaya penghormatan berlebihan terhadap habib.

Kata narsum gue, karakter masyarakat itu yang kemudian membentuk tatanan.

Dia juga bilang kalo orang Indo pada umunya sangat sangat lembut, kalem, selow, sopan santun, dan ramah tamah. Budaya dan aturan-aturan kerajaan-kerajaan di Indo bahkan udah masuk ke budaya kesaharian kita. Tanpa disadari.

Bener dong!

Karakter orang Indo yang menjunjung tinggi tatakrama adalah pengaruh dari ajaran-ajaran nenek moyang dulu. Salah satu buktinya ya ini, bentuk penghormatan terhadap habib. Selain itu juga adanya larangan-larangan yg sering dibilang pamali-pamali itu. Hahaha.

Mungkin kalau diruntut lagi, bakal panjang. Nanti bakal ketemu pertanyaan 'apa yang membuat karakter orang arab dan indo beda?'. Wah panjang lagi itu. Bahas sosial, geografi, antropologi, genetika dll.

Jadi pada akhirnya memang konsep dan penghormatan habib seperti yang ada di Indonesia gak dateng dari Arab. Menurut narasumber itu adalah produk budaya.

Paham?

Huft. Panjang juga ngetik.

Oke sekian dulu ya. Gue lagi chatan sama temen yang di Turki. Nanti gue share kelanjutannya.

Stay tune.
And be safe btw.

Bye

0 Komentar